Kunjungi dan lihat aktifvitas blog Carita Ki Sunda
23 Oktober 2009 | By: Babad leluhur sumedang

Kegiatan Kaprabuan HELARAN PUSAKA LELUHUR SUMEDANG

SUMEDANG, Acara Maulid Nabi Muhammad S.A.W. 1428 H diperingati setiap tahunnya pada tanggal 1 Maulud di Keraton Sumedang Larang komplek Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang, diawali Ritual ngumbah Pusaka – pusaka peninggalan leluhur Sumedang seperti Pedang Ki Mastak peninggalan Prabu Tajimalela raja Sumedang Larang pertama tahun 721 - 778 M, Keris Ki Dukun peninggalan Prabu gajah Agung (893 – 998 M), Keris Panunggul Naga peninggalan Prabu Geusan Ulun (1578 – 1601 M), Keris Nagasasra peninggalan Pangeran Panembahan Bupati Sumedang (1656 – 1706 M), Keris Nagasasra II peninggalan Pangeran Kusumahdinata / Kornel Bupati Sumedang (1791 – 1828), Badik Curul Aul peninggalan Senapati Jayaperkosa dan Mahkota Binokasih peninggalan Prabu Geusan Ulun (1578 – 1601 M).
Ritual Ngumbah pusaka yang diselenggarakan oleh Yayasan Pangeran Sumedang memberi kesempatan kepada masyarakat luas untuk menyaksikan pencucian pusaka – pusaka peninggalan leluhur Sumedang secara langsung.
Ritual ngumbah pusaka yang baru ini dilaksanakan pada tanggal 9 Maret 2008 diawali dengan penurunan Pusaka – pusaka leluhur Sumedang dari lemari kemudian pusaka tersebut di cuci satu persatu diawali dengan Pedang Ki Mastak yang dicuci oleh Ketua Yayasan Pangeran Sumedang R. I. Lukman Soemadisoeria . Ritual ngumbah pusaka pada hari pertama adalah 6 buah pusaka peninggalan dari para raja dan Bupati Sumedang, selain pusaka turut dicuci juga Kareta Naga Paksi. dan Gamelan seperti Gamelan Parakan Salak dan Sari Oneng, setelah dicuci gamelan ini tidak boleh ditabuh hingga tanggal 11 Rabiul awal.
Puncak acara Maulid Muhammad S.A.W. adalah Kirab Helaran Pusaka Leluhur Sumedang yang dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2008. Acara kirab dikuti oleh wargi keturunan Leluhur Sumedang, yang menjadi perhatian masyarakat adalah ikut sertanya 7 Pusaka Leluhur Sumedang dan Kareta Naga Paksi yang ditarik oleh manusia selain itu rombongan berkuda keturunan raja – raja Sumedang Larang, yang selama ini disimpan di Museum Prabu geusan Ulun. Acara kirab dimulai dari Gedung Pusaka Museum Prabu Geusan Ulun kemudian menuju ke Gedung Negara (Kompleks Pemkab Sumedang) lalu memasuki Jalan Prabu Geusan Ulun hingga pertigaan Jalan Prabu Geusan Ulun dan Jalan Kutamaya.
Ketua Yayasan Pangeran Sumedang (YPS) Rd.I. Lukman Soemadisoeria menerangkan “Kirab pusaka ini merupakan kegiatan tahunan yang di selenggarakan oleh Kraton Sumedang Larang yakni Yayasan Pangeran Sumedang dan Rukun Wargi Sumedang, pada Helaran tahun lalu memberikan informasi kepada warga Sumedang bahwa peninggalan Kerajaan Sumedang Larang memang kaya dan menjadi bagian dari budaya Sumedang yang harus dilestarikan” ujarnya.
Kerajaan Sumedang Larang merupakan bagian dari kerajaan – kerajaan Sunda, setelah runtuhnya Kerajaan Padjajaran pada tahun 1579 M, Sumedang Larang menjadi penerus Kerajaan Padjajaran dengan di serahkannya Pusaka Padjajaran berupa Mahkota Binokasih oleh empat Senopati Padjajaran kepada Prabu Geusan Ulun raja Sumedang Larang. (Abdul Latief).

Jika menurut Anda artikel ini bermanfaat, silahkan vote ke Lintas Berita agar artikel ini bisa di baca oleh orang lain.

0 komentar:

Kembali lagi ke atas