Kunjungi dan lihat aktifvitas blog Carita Ki Sunda
16 Juli 2009 | By: Babad leluhur sumedang

Sejarah Tembong Agung Masa Pemerintahan Prabu Tajimalela


Tembong Agung Bukan kerajaan Islam Tapi Penganut Islam

AWALNYA, yang pertama mendirikan kerajaan di daerah Sumedang yaitu Resi Prabu Guru Ajii Putih, sekitar 1479 Masehi. Ia merupakan saudara dari Prabu Siliwangi, keturunan raja-raja Galuh. Dengan nama Kerajaan Tembong Agung yang berpusat pemerintahan di Leuwihideung,Darmaraja,Menagapa Tembong Agung dikatakan Bukan kerajaan islam tapi penganut islam?Juru kunci Bapak Iyat mengatakan dengan adanya Cacandraan Urang Cipaku Teu kudu mangkat Kahaji,Geus di wakilan ku kami.Lamun Sagigireun Anjeun loba keneh nu buligir"Artinya :Bahwa Orang cipaku tidak perlu menunai kan Haji (rukun islam ke5)Karena Sudah diwakili olehku(Prabu Guru Aji putih)Selama masih banyak di sekitarmu (orang)yang tak berbaju,dengan isi cacandraan tersebut bisa di prediksikan bahwa Tembong agung/Prabu guru aji putih penganut ketauhidaan Aqo'id(islam)Resi Prabu Aji Putih menikahi(Ratu Ratna Inten Dewi Nawang wulan)memiliki putra bernama Prabu Tajimalela yang kemudian meneruskan ayahnya bertahta di Kerajaan Tembong Agung, tahun 1479-1492. Kerajaan Tembong Agung ini lah, sebagai cikal bakal berdirinya kerajaan Sumedanglarang.

Ditinjau dari segi asal usul kata Sumedanglarang berarti 'Tanah luas bagus yang jarang bandingannya', rangkaian dari Su = bagus, Medang = luas dan Larang = jarang bandingannya. Sedangkan nama kerajaan Sumedanglarang, berawal dari nama Sumedang yang berarti 'aku lahir untuk memberi penerangan'. Insun Medal = aku lahir, Insun Medangan = aku memberi penerangan yang saat itu diucapkan Prabu Tajimalela saat terjadi keajaiban alam, ketika langit menjadi terang benderang oleh cahaya melengkung menyerupai selendang (malela). Dan dengan kejadian tersebut Prabu Tajimalela dikenal juga dengan sebutan Prabu Himbar Buana.
Asal nama Taji Malela yaitu dari kata Taji=Takjub/Ajaib/Sakti dan Malela=Selendang.
Karena Resi Prabu Cakra buana Memiliki Selendang Sakti maka dikenalah Prabu Tajimalela yang Termashur ke pelosok negeri.

Konon, menurut legenda, Prabu Tajimalela yang bergelar Batara Tuntang Buana atau Resi Cakrabuana, saat itu memiliki tiga orang putra, masing-masing Prabu Lembu Agung, Prabu Gajah Agung, dan Sunan Ulun(Catatan Sunan Ulun Bukan Prabu Geusan Ulun/Raden Angka wijaya Raja Sumedang Larang Terakhir ). Berdasarkan naskah "Layang Darmaraja", untuk menyerahkan tahta kerajaan kepada salah seorang putranya, Prabu Tajimalela mengadakan sebuah ujian untuk Prabu Gajah Agung dan Prabu Lembu Agung, tapi ketiga putranya itu ternyata tidak berkehendak menjadi raja.Sedangkan Sunan ulun memilih menjadi Resi/Sunan/Ulama dan hijrah ke Talaga majalengka untuk menyebarkan ketauhidan dan di bantu oleh ibu nya/istri Prabu Tajimalela(Ratu Endang kasih/Ratu Rambut kasih) yang berasal dari keturunan Sanghyang Talaga Majalengka.

Meski Prabu Gajah Agung menyarankan Prabu Lembu Agung yang menjadi raja, Prabu Lembu Agung malah menyerahkan agar adiknya yang menjadi raja. Akhirnya, Prabu Tajimalela memerintahkan kedua putranya itu menuju Gunung Sangkan Jaya dan menyuruh keduanya menunggui "sebilah pedang" dan sebuah "kelapa muda". Saat menjalankan amanat itu, Prabu Gajah Agung yang tak kuasa menahan dahaga, mengupas kelapa muda itu dan langsung meminumnya. Tindakan itu, sempat diketahui oleh ayahnya, Prabu Tajimalela sehingga memutuskan Prabu Gajah Agung yang menjadi raja di Tembong Agung dan berganti nama menjadi Kerajaan sumedang larang , dengan syarat harus mencari ibukota sendiri.
Atas titah ayahnya, Prabu Gajah Agung (Atmadibrata), selanjutnya memindahkan lokasi ibukota dari Leuwihideung, Darmaraja ke Ciguling, Pasanggrahan, Sumedang Selatan. Karena itu, ia disebut juga Prabu Pagulingan. Ia dikenal memiliki keris yang sangat ampuh dengan nama Ki Dukun. Pusaka Keris ini, sampai sekarang masih tersimpan di Museum Prabu Geusan Ulun. Namun, Prabu Gajah Agung yang memerintah antara 1492-1502, akhirnya wafat dan dimakamkan di Cicanting Darmaraja. Dua putranya, terdiri Ratu Isteri Rajamantri yang dipersunting Prabu Siliwangi Ratu Dewata (cucu Prabu Siliwangi I) dan Sunan Guling (Mertalaya) yang meneruskan menjadi raja Sumedanglarang (1502-1515).
Sementara itu, Prabu Lembu Agung meneruskan menjadi raja di Tembong Agung. Namun, tidak berlangsung lama. Ia disebut Prabu Peteng Aji dan seperti halnya Putra ketiga Prabu Tajimalela, Sunan Ulun memilih menjadi seorang petapa/resi. Ia kemudian menurunkan keturunan yang tersebar di Limbangan, Karawang, dan Brebes.
digantikan oleh Sunan Guling, kemudian digantikan putranya, Sunan Tuakan (Tirta Kusuma) dan setelah wafat digantikan putrinya bernama Nyi Mas Ratu Patuakan yang menikah dengan Sunan Corenda, cucu Prabu Siliwangi Ratu Dewata,

Jika menurut Anda artikel ini bermanfaat, silahkan vote ke Lintas Berita agar artikel ini bisa di baca oleh orang lain.

0 komentar:

Kembali lagi ke atas